
Unggul pada Kategori PLC & SCADA, Mahasiswa POLMAN Sabet Juara di Elektro Expo 2025 Polines
October 6, 2025
Ministerial Visit di POLMAN Teguhkan Kolaborasi Indonesia-Swiss dalam Pendidikan Vokasi dan Energi Terbarukan
October 7, 2025Bandung, 6 Oktober 2025 — Upaya menuju transisi energi bersih kini mulai tumbuh dari desa. Himpunan Mahasiswa Teknik Manufaktur (HMTM) Politeknik Manufaktur Bandung (POLMAN) menggandeng komunitas BRICLIM (Briquette for Climate) dalam sebuah workshop bertema “Pemanfaatan Limbah Pertanian sebagai Energi Terbarukan” di Desa Lamajang, Kabupaten Bandung, pada Sabtu (27/8).
BRICLIM merupakan komunitas binaan mahasiswa POLMAN yang dibentuk atas dukungan Pemerintah Desa Lamajang. Komunitas ini beranggotakan kelompok tani, kelompok wanita tani, serta karang taruna setempat yang bersama-sama menggiatkan pengelolaan limbah pertanian menjadi energi alternatif berupa briket ramah lingkungan.
Briket sendiri merupakan bahan bakar padat yang dibuat dari hasil pemadatan sisa biomassa seperti sekam padi, serbuk kayu, atau limbah organik lainnya. Selain memiliki nilai kalor tinggi, briket menghasilkan emisi yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil, sehingga dianggap sebagai alternatif energi yang bersih dan berkelanjutan.
Workshop ini diikuti oleh 20 peserta, dengan dukungan dari 15 tim pelaksana dan 15 sukarelawan BRICLIM. Dosen pembina HMTM, Rani dan Ilham Ali, turut hadir memberikan dukungan dan arahan selama kegiatan berlangsung.
Acara dibuka dengan pemaparan materi tentang energi terbarukan oleh Sandy, salah satu anggota Divisi Mekanik HMTM. Ia menekankan penitinya transisi sumber energi fosil menuju energi bersih. Limbah pertanian, khususnya sekam padi selama ini belum dimanfaatkan optimal padahal memiliki potensi besar untuk menjadi energi alternatif.

Memasuki sesi inti, peserta diajak menyaksikan demonstrasi mesin pembuat briket yang dipandu Ravi Rahadi, Ketua Divisi Mekanik HMTM. Mesin hasil inovasi mahasiswa ini dirancang untuk mengubah sekam padi menjadi briket yang siap digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Para peserta sangat antusias ketika proses pembuatan briket diperagakan langsung — mulai dari pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir.
Diskusi kemudian berlanjut secara interaktif. Sesi tanya jawab berlangsung hangat. Peserta berdiskusi mengenai peluang penerapan teknologi briket di tingkat rumah tangga, efisiensi produksi, serta potensi pengembangan usaha energi alternatif di desa.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan, juga menjadi langkah konkret menuju praktik sustainability yang berangkat dari tingkat lokal. Melalui pengolahan limbah pertanian menjadi energi baru, HMTM bersama BRICLIM menunjukkan sedikit kilasan masa depan hijau di desa — sederhana, mandiri, dan berdampak nyata bagi lingkungan serta kehidupan masyarakat sekitar.

