
BP Malang Pecel Barokah Raih Tiga Penghargaan pada Entrepreneur Festival 2025 Politeknik Negeri Malang
November 24, 2025PROGRAM MANUFACTURE CHARITY (MACHA) SEBAGAI BAGIAN MALAM BIMBINGAN HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK MANUFAKTUR POLMAN BANDUNG PERKUAT NILAI KEMANUSIAAN MELALUI TIGA AKSI SOSIAL DI KOTA BANDUNG
November 26, 2025Bandung, 12 November 2025 — Politeknik Manufaktur Bandung (POLMAN) melalui Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) mengadakan seminar bertajuk Mastering Innovative Research: Menjejak Jalan Inovasi, Menyusun Roadmap Penelitian untuk Keberlanjutan dan Hilirisasi. Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Rinekamaya ini menghadirkan Dr. Ir. Grandprix Thomryes Marth Kadja, M.Si., Deputy Director for Center/Research Center/Center of Excellence dari Direktorat Riset dan Inovasi Institut Teknologi Bandung (ITB), dan diikuti oleh dosen, peneliti, serta mahasiswa dari berbagai program studi.
Dalam pemaparan awalnya, narasumber memperkenalkan ekosistem penelitian di ITB dan menggambarkan bagaimana struktur dan budaya riset yang terorganisasi mampu mendorong lahirnya inovasi yang berkelanjutan. Ia menekankan bahwa riset tidak hanya soal menghasilkan temuan baru, tetapi juga membangun sistem yang membuat pengetahuan terus berkembang dan memberi manfaat lebih luas.
Memasuki inti paparan, Ia menyoroti pentingnya reputasi keilmuan sebagai fondasi kolaborasi. Menurutnya, kolaborasi bukan sekadar dicari, tetapi akan datang dengan sendirinya ketika seorang peneliti memiliki rekam jejak akademik yang kuat. Reputasi tersebut tumbuh dari kualitas publikasi, kontribusi nyata terhadap bidang ilmu, serta konsistensi dalam mengembangkan riset fundamental. Ia juga mendorong para peneliti untuk berani melakukan branding inovasi agar karya mereka semakin dikenal dan memiliki posisi kuat baik di tingkat nasional maupun internasional.
Lebih jauh, roadmap penelitian harus dibangun dengan visi jangka panjang yang jelas, namun tetap adaptif terhadap perkembangan zaman dan kebutuhan industri. Ia memperkenalkan konsep Industrial Readiness Level (IRL) sebagai alat ukur kesiapan teknologi untuk diadopsi industri, yang dapat membantu peneliti menilai seberapa matang inovasi yang sedang dikembangkan.
Ia menjelaskan bahwa laboratorium merupakan ruang aman untuk melakukan iterasi, validasi, dan pematangan konsep sebelum teknologi diuji dalam skala besar. Melalui contoh pengembangan katalis, ia menggambarkan bagaimana uji coba di tingkat industri membutuhkan keberanian besar karena dapat berdampak pada proses produksi, sehingga kesiapan teknologi menjadi kunci utama.
Ia juga menegaskan bahwa kolaborasi lintas disiplin kini menjadi keharusan. Seorang peneliti kimia, misalnya, tidak dapat melepas peran ahli manufaktur untuk memastikan teknologi yang dihasilkan benar-benar dapat diproduksi dan diterapkan. Interaksi lintas bidang, menurutnya, membuka ruang inovasi yang lebih relevan dengan kebutuhan industri.
Menutup sesi, Dr. Grandprix menyampaikan pesan inspiratif kepada para peserta: bangun reputasi keilmuan secara konsisten, perluas jejaring dengan integritas dan semangat kontribusi, terus cari peluang pendanaan riset, serta jangan meninggalkan riset fundamental karena dari sanalah inovasi yang matang dapat lahir.










