
CasaRito Torehkan Prestasi: Lolos Pendanaan P2MW dan Melaju ke KMI EXPO XVI 2025
December 2, 2025
Mesin Wood Crusher Inovasi KKN TRM Polman Bandung 2025, Dorong Percepatan Produksi UMKM Jamur Sukaluyu
December 5, 2025Bandung, 4 Desember 2025 – Politeknik Manufaktur Bandung (POLMAN) menerima kunjungan benchmarking dari Politeknik Negeri Lampung (Polinela) dalam rangka penguatan pengelolaan teaching factory dan peningkatan mutu pembelajaran berbasis produksi. Rombongan yang dipimpin oleh Direktur Polinela, Dwi Puji Hartono, bersama jajaran direksi serta para koordinator program studi, hadir di kampus POLMAN pada Kamis (4/12).
Kegiatan diawali dengan penyambutan di Ruang Seminar Rupantama oleh Direktur POLMAN Bandung, Darma Firmansyah Undayat, didampingi Wakil Direktur Bidang Akademik dan Sistem Informasi, serta para Kepala Jurusan. Pada sesi tersebut, kedua institusi saling bertukar wawasan mengenai pengelolaan sistem akademik, impelementasi bisnis berbasis produksi, dan integrasi kegiatan praktik mahasiswa dalam production-based education (PBE).
Direktur Polinela juga menyampaikan harapan besar dari pelaksanaan benchmark tersebut. “Harapannya nanti apa saja yang bisa kami pelajari dan pengalaman-pengalaman yang akan kami dapatkan di POLMAN bisa kami tidur dan adaptasikan untuk pembelajaran di sana. Setelah melihat secara langsung, semoga bisa segera kami implementasikan di Polinela,” ujarnya.
Direktur POLMAN juga memaparkan struktur alur kerja Divisi Pengembangan Bisnis (DPB) sebagai entry point kerja sama institusi. Divisi tersebut mengoordinasikan aktivitas produksi, pelatihan, konsultasi, dan rekayasa melalui skema P2KR, kemudian mengalirkannya ke tiap jurusan.
Pada Tingkat jurusan, dua subkoordinator yaitu sekretaris jurusan mengelola aspek pendidikan serta kegiatan kerja sama dan produksi yang selanjutnya diintegrasikan menjadi sistem pembelajaran berbasis produksi yang utuh.
Usai pemaparan dan diskusi, rombongan Polinela diajak untuk melakukan kunjungan ke sejumlah fasilitas utama POLMAN untuk melihat kapasitas pendidikan dan produksi yang dimiliki. Kunjungan dimulai dari laboratorium pengecoran logam, dimana rombongan melihat secara langsung proses pembuatan cetakan dan penuangan logam cair dalam kegiatan praktik mahasiswa.
Selanjutnya, rombongan meninjau Bengkel Jurusan Teknik Manufaktur dan Teknik Perancangan Manufaktur, termasuk CNC machine, 3D Printing, dan sarana teknologi lainnya.
Sebagai penanda berakhirnya kegiatan, kedua direktur melakukan serah terima simbolis sebagai bentuk penguatan hubungan kelembagaan. Kunjungan benchmarking ini tentunya sangat penting bagi kedua institusi, khusushnya dalam hal pengembangan teaching factory dan sistem pendidikan berbasis produksi.
Penulis: Reza A. Pratama
Editor: Shinta Senia









