Politeknik Manufaktur Bandung (Polman Bandung), Dosen Polman Bandung melaksanakan Pelatihan Visionary Management Bootcamp untuk Menciptakan Pemimpin Visioner Bagi Perguruan Tinggi Vokasi. Dalam era revolusi industri ke 4, Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) dituntut untuk terus merevolusi sistem pendidikan vokasi agar berdaya saing tinggi di dunia global. Dosen PTV memegang peranan penting dalam mendefinisikan visi baru Politeknik dan memandu proses transisi pendidikan vokasi. Oleh karena itu, Dosen PTV harus memiliki visi dan pola pikir yang berorientasi pada masa depan, budaya inovasi dan pembangunan berkelanjutan dimana pada akhirnya membantu mendorong PTV yang bereputasi internasional.
Dalam rangka mempersiapkan Dosen PTV menjadi leader visioner yang mampu menginspirasi dan memotivasi tim mereka untuk membawa PTV mereka menuju world class university, Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya (KLSD) Vokasi, menyelenggarakan pelatihan tanpa gelar dengan judul Visionary Management Bootcamp for University Leaders. Program pelatihan yang dilakukan oleh Coventry University di Inggris dirancang untuk membekali para Dosen PTV untuk menjadi pemimpin masa depan (future leaders) dengan metoda, teknik-teknik dan pengalaman praktis yang diperlukan untuk mengidentifikasi tren yang sedang berkembang, memprediksi perubahan, dan menetapkan visi mereka. Program ini mencakup berbagai topik, termasuk perencanaan strategis, inovasi, kreativitas, pemikiran desain, dan peramalan masa depan.
Dua orang Dosen Politeknik Manufaktur Bandung (Polman Bandung), Darma Firmansyah Undayat dan Andri Pratama, berkesempatan untuk mengikuti pelatihan Visionary Management Bootcamp yang diselenggarakan pada tanggal 25 November hingga 13 Desember 2023 ini. Darma, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Jurusan Teknik Pengecoran Logam, merasakan betul manfaat materi leadership yang didapatkan dalam pelatihan tersebut. “Interaksi dengan Senior Management Team di Coventry University memberikan kesempatan kepada saya untuk mempelajari langsung bagaimana mereka mendesain sebuah visi dan memimpin tranisisi dalam rangka menjawab tantangan global”, kata Darma. Pelatihan ini diberikan melalui kombinasi class teaching, diskusi kelompok, studi kasus, dan belajar langsung dengan pemangku kepentingan dan Senior Management Team di Coventry University.
Peserta pelatihan juga berkesempatan untuk mengunjungi perusahaan kelas dunia dan belajar langsung dari para praktisi dan pelaku industri di lapangan. “Melihat langsung bagaimana teknologi manufaktur pada pabrik-pabrik otomotif kelas dunia seperti Mini dan Triumph merupakan kesempatan berharga bagi kami”, kata Andri. Selain itu, menurut Andri, interaksi dunia industri dan akademik di Inggris yang sangat kental seperti ditunjukkan oleh Institute of Advanced Manufacturing and Engineering (AME) Coventry dan Unipart, merupakan pelajaran lain yang dapat diambil dari pelatihan tersebut. “Saya melihat peran massive dari perguruan tinggi di Inggris dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan Industri. Kolaborasi ini memberikan mutual benefit bagi industri dan akademia. Coventry University mampu melibatkan mahasiswanya dalam penyelesaian masalah industri”, lanjut Andri yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jurusan Teknik Manufaktur untuk Kerjasama Industri.
Pelatihan ini terselenggara tidak lepas dari peran Benny Tjahjono, Professor of Sustainability and Supply Chain Management di Centre for Business in Society yang juga merangkap Director of Research Engagement. Menurut Benny, dengan memanfaatkan hubungan yang kuat dengan industri, Coventry mendesain program pelatihan unik ini, yang memungkinkan para pemimpin PTV untuk bergabung dalam bootcamp dalam konteks “belajar dalam kemitraan dengan industri”. “Para pemimpin di Coventry University dan industri kami hadirkan sebagai fasilitator dan narasumber untuk melakukan transfer knowledge kepada peserta pelatihan”, kata Benny. “Pengalaman berinteraksi dengan world-class company dan research centre disini diharapkan mengembangkan keteramplian mereka sebagai leader dalam mendifinisikan visi berkelas dan perencanaan strategis yang berkelanjutan”, lanjut Benny.
Bagi POLMAN Bandung sebagai PTV pertama dan terdepan dalam kolabarasi industri yang telah berjalan selama lebih dari tiga dekade, pengalaman yang dibawa oleh Darma dan Andri diharapkan dapat membantu transisi POLMAN Bandung menuju World-class University. “Gap yang ada saat ini adalah minimnya inovasi. Inovasi akan dihasilkan dari riset. Namun, sebagai PTV, kami perlu menentukan keunggulan berciri khas Politeknik yang kompetitif”, ujar Darma. Sementara itu, Andri menambahkan, “Dengan tools-tools yang telah diajarkan kepada kami saat pelatihan, kami akan berupaya untuk membuat visi baru dan perencanaan strategis untuk kemajuan institusi kami.” Peran Teaching Factory sebagai pusat pendidikan vokasi di PTV harus ditingkatkan. “Pada saat ini umumnya lab-lab yang ada di PTV berperan sebagai pusat peningkatan kompetensi. Kedepan, lab-lab di Politeknik harus berkontribusi terhadap riset dan menjadi wadah bagi pendidikan pasca sarjana terapan. Dari situlah inovasi-inovasi dapat muncul. Model kombinasi pusat kompetensi dan pusat riset ini kami lihat di Manufacturing Technology Centre (MTC), Coventry”, lanjut Andri
Dampak lain yang dapat diambil dari kegiatan pelatihan ini adalah peluang kerjasama. Andri mengungkapkan ide tersebut disela-sela kegiatan pelatihan. “Saya sangat berharap transfer knowledge ini dapat berlanjut dalam bentuk kerjasama strategis, baik penelitian, pengajaran, ataupun pengembangan sumber daya manusia”, ujarnya. Hal senada juga disampaikan oleh Darma. “Kerjasama jangka panjang dapat menambah pengalaman kami sekaligus meningkatkan kapasitas kami dalam rangka transisi menuju worldclass university”. Di lain pihak, Benny menyambut baik usulan tersebut. “Coventry dulunya juga Politeknik dan karena itu kami sangat faham kebutuhan Politeknik di Indonesia. Kami berharap untuk bisa berperan-serta meningkatkan kapabilitas dan daya saing Politeknik di Indonesia, khususnya Polman Bandung. Untuk itu kami sangat terbuka dengan berbagai peluang kerjasama”.
Andri dan Darma, beserta peserta pelatihan Visionary Management Bootcamp lainya yang berjumlah 12 orang, menyampaikan apresiasi kepada Direktorat KLSD atas kesempatan untuk mengikuti pelatihan tersebut. Para peserta berharap agar program pelatihan semacam ini akan terus menjadi agenda rutin Direktorat KLSD mengingat manfaat yang sangat positif yang didapat para peserta. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Coventry University yang telah melaksanakan pelatihan dengan begitu detail dan komprehensif. Para peserta berharap kemitraan KLSD dan Coventry University terus berlanjut dalam berbagai program dan kegiatan mendatang.